
Tapanuli Selatan – Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program strategis nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menggelar rapat koordinasi lintas sektoral di Aula Sarasi, Lantai III, Kantor Bupati Tapsel, Sipirok, Rabu (8/10/2025).
Rapat dipimpin Bupati Tapsel H. Gus Irawan Pasaribu dan dihadiri Wakil Bupati Tapsel, H. Jafar Syahbuddin Ritonga, Sekretaris Daerah Sofyan Adil, para asisten, pimpinan OPD, Camat, kepala desa/lurah, Koordinator MBG Tapsel, Korcam MBG, Satgas MBG, serta perwakilan PT ANJ Agri Siais dan Direktur BUMD PT TSM.
Kegiatan ini bertujuan menyelaraskan langkah dan strategi antarinstansi agar pelaksanaan program MBG dapat berjalan efektif dan tepat sasaran, khususnya di wilayah terpencil Tapanuli Selatan.
Bupati Tapsel H. Gus Irawan Pasaribu menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mengkoordinasikan seluruh pemangku kepentingan demi kelancaran pelaksanaan program. Ia menekankan sinergi lintas sektoral sebagai kunci keberhasilan di lapangan.
“Dalam pemetaan lokasi dapur umum, kita akan memanfaatkan aset desa seperti kantor Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Dapur umum ideal memiliki enam ruangan dengan fungsi berbeda—mulai dari pencucian bahan makanan hingga penyimpanan—dengan luas sekitar 10×15 meter,” jelas Gus Irawan.
Ia menambahkan, pemerintah daerah siap membangun fasilitas tambahan apabila lokasi yang ada belum memadai, mengingat ketersediaan lahan masih mencukupi.
Bupati juga meminta para Camat untuk aktif melakukan pemetaan wilayah dan menentukan lokasi strategis yang mampu menjangkau penerima manfaat secara maksimal, terutama di Kecamatan Aek Bilah dan Saipar Dolok Hole (SDH) yang menjadi prioritas.
“Camat harus mampu menekan ego sektoral dan fokus pada pelayanan masyarakat. Dengan kerja sama yang solid, saya yakin program MBG dapat berjalan sukses dan memberi manfaat nyata bagi warga Tapanuli Selatan,” pungkasnya.
Sementara Kepala Bappeda Tapsel, Chairul Rizal Lubis dalam paparannya menjelaskan sejumlah poin penting terkait penerapan program MBG, termasuk fleksibilitas jumlah penerima bantuan di tiap lokasi, yang bisa disesuaikan antara 50 hingga 1.000 orang per titik, tergantung kebutuhan dan kondisi wilayah.
“Kami menerapkan pendekatan khusus di daerah terpencil. Fleksibilitas ini sangat penting agar bantuan dapat disalurkan secara efektif dan efisien,” ujar Rizal.
Ia juga menekankan pentingnya standar pelayanan yang cepat, dengan target waktu maksimal 30 menit per penerima. Sasaran program MBG mencakup anak-anak sekolah dari PAUD hingga SMA, serta ibu hamil dan ibu menyusui. Data penerima akan diperbarui secara berkala agar tetap akurat. (Prokopim Tapsel)
Average Rating